
Saham PJHB terkini mencatatkan prestasi mengesankan dengan melambung drastis 24,8% ke level Rp 412 per saham pada hari pertama perdagangan di bursa. PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) resmi melaksanakan Initial Public Offering (IPO) dengan melepas sebanyak 480 juta saham baru atau sekitar 25% dari total saham yang dimiliki perusahaan.
Dibandingkan dengan saham-saham lain seperti saham PBID, PPJB saham, saham PBIB, dan saham PTBQ, penampilan perdana PJHB ini sungguh mencuri perhatian.
Pada penawaran awalnya, PJHB menetapkan harga IPO sebesar Rp 330 per saham, namun ketika perdagangan dimulai, sahamnya langsung melonjak menyentuh batas auto-reject atas (ARA). Dengan jumlah saham yang dilepas ke publik, perusahaan berhasil mengumpulkan dana segar mencapai sebanyak-banyaknya Rp 154,8 miliar.
Selain itu, PJHB juga tercatat menjadi perusahaan ke-24 yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2025, dengan total kapitalisasi pasar senilai Rp 633,6 miliar. Kita akan mengulas lebih jauh tentang apa yang membuat IPO ini begitu menarik bagi para investor.
PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) mencatatkan sahamnya secara resmi di Bursa Efek Indonesia pada Kamis (6/11/2025), menjadikannya emiten ke-24 yang melantai tahun ini. Melalui penawaran umum perdana yang berlangsung dari 31 Oktober hingga 4 November 2025, perusahaan melepas 480 juta saham baru dengan nilai nominal Rp50 per lembar.
Pada hari perdana perdagangan, saham PJHB terkini langsung menyentuh batas auto-reject atas (ARA) dengan kenaikan 24,85% dari harga IPO, mendarat di level Rp412 per lembar. Harga penawaran ditetapkan sebesar Rp330, berada di batas atas rentang harga penawaran awal (bookbuilding) Rp310-Rp330.
Sementara itu, saham PJHB mendapat sambutan luar biasa dari investor. William Siddharta, Direktur Pilarmas Investindo Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek, mengungkapkan bahwa selama masa penawaran terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 267,04 kali untuk porsi penjatahan terpusat[64]. Total dana investor yang masuk untuk memperebutkan porsi pooling mencapai sekitar Rp6,3 triliun.
Antusiasme investor terhadap saham PJHB jauh melampaui minat pada saham-saham lain seperti saham PBID, saham PBIB, dan saham PTBQ. Keberhasilan pencatatan ini menunjukkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap prospek usaha perseroan dalam sektor pelayaran dalam negeri.
Dalam penawaran saham perdananya, PJHB berhasil mengumpulkan dana segar sebesar Rp154,8 miliar. Perusahaan menetapkan harga final IPO di batas atas yaitu Rp330 per saham, mengindikasikan tingginya minat investor terhadap saham perusahaan jasa angkutan laut tersebut.
Selain melepas 480 juta saham baru, perseroan juga menerbitkan sebanyak 240 juta Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru. Setiap pemegang dua saham baru PJHB berhak memperoleh satu Waran Seri I dengan harga pelaksanaan Rp330 per saham. Periode pelaksanaan waran dijadwalkan antara 4 Mei hingga 4 November 2026. Jika seluruh waran dieksekusi, perseroan berpotensi menambah modal hingga Rp79,2 miliar.
Seluruh dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal guna mendorong pertumbuhan bisnis. Secara khusus, dana tersebut dialokasikan untuk pembangunan tiga unit armada kapal baru jenis Landing Craft Tank (LCT). Untuk pembangunan kapal ini, PJHB bekerja sama dengan dua perusahaan galangan kapal, yakni PT Untung Brawijaya Sejahtera dan PT Adiluhung Saranasegara Indonesia. Saat ini, perseroan telah memiliki lima unit kapal LCT dengan tingkat utilisasi maksimal, sehingga membutuhkan armada tambahan dengan teknologi baru.
Seluruh dana hasil IPO PJHB akan digunakan untuk belanja modal dalam pembangunan tiga unit kapal baru jenis Landing Craft Tank (LCT) berkapasitas 2.500 DWT. Direktur Utama PJHB, Go Sioe Bie, menegaskan bahwa ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas armada dan memenuhi permintaan pengangkutan alat berat serta kontainer dari para klien.
Total biaya pembangunan ketiga kapal tersebut mencapai sekitar Rp163 miliar, dengan sekitar 94,11% atau Rp153,4 miliar berasal dari dana hasil penawaran umum dan sekitar 5,89% atau Rp9,6 miliar berasal dari kas internal perseroan. Untuk pembangunan kapal ini, PJHB bekerja sama dengan PT Untung Brawijaya Sejahtera dan PT Adiluhung Saranasegara Indonesia.
Urgensi pembangunan tiga kapal baru ini karena seluruh armada kapal yang dimiliki perseroan saat ini utilisasinya sudah maksimum. Sekaligus, pembangunan tiga kapal sekaligus untuk memastikan perseroan memiliki lead time pembangunan yang terukur.
Berbeda dengan saham PBID, PPJB saham, saham PBIB, dan saham PTBQ, perseroan tidak berencana menggunakan dana dari perbankan untuk ekspansi. Komisaris Utama PJHB, Hero Gozali, menyatakan, “Enggak ada rencana menggunakan dana dari perbankan. Itu bikin kepala pusing. Mendingan saya olah uang masyarakat lebih bagus”.
Dengan strategi pendanaan mandiri ini, saham PJHB terkini diharapkan memiliki prospek positif karena perusahaan dapat memperluas kapasitas tanpa menurunkan profitabilitas. Perseroan menargetkan pendapatan mencapai Rp144 miliar dalam lima tahun ke depan, atau naik hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun 2024.
Secara keseluruhan, performa saham PJHB di hari perdana perdagangan bursa menunjukkan respons pasar yang sangat positif terhadap prospek bisnis perusahaan pelayaran ini. Lonjakan harga saham sebesar 24,8% dari harga IPO Rp 330 menjadi Rp 412 membuktikan tingginya kepercayaan investor. Tingkat kelebihan permintaan hingga 267,04 kali untuk porsi penjatahan terpusat juga menegaskan antusiasme luar biasa dari masyarakat investasi.
Keberhasilan PJHB mengumpulkan dana segar sebesar Rp 154,8 miliar tentu menjadi modal penting bagi perseroan untuk melaksanakan rencana ekspansi armada kapal mereka. Strategi pembangunan tiga unit kapal baru jenis Landing Craft Tank (LCT) berkapasitas 2.500 DWT merupakan langkah cerdas untuk memaksimalkan peluang pertumbuhan di industri pelayaran nasional.
Maka dari itu, keputusan manajemen PJHB untuk mendanai ekspansi melalui IPO alih-alih utang bank patut diapresiasi karena berpotensi menjaga kesehatan keuangan jangka panjang. Langkah ini juga sejalan dengan target ambisius perseroan untuk meningkatkan pendapatan hingga mencapai Rp 144 miliar dalam lima tahun ke depan.
Akhirnya, kesuksesan IPO PJHB tidak hanya menjadi prestasi tersendiri bagi perseroan, tetapi juga menambah dinamika positif di Bursa Efek Indonesia. Sebagai emiten ke-24 yang listing pada tahun 2025, PJHB telah membuktikan bahwa meskipun dalam situasi ekonomi yang menantang, perusahaan dengan fundamental dan strategi bisnis yang baik tetap mampu menarik minat investor. Dengan rencana ekspansi yang jelas, PJHB kini berada pada posisi strategis untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan di tahun-tahun mendatang.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.