
Bagi para gamer, merupakan sebuah impian untuk bisa memiliki console game seperti PlayStation, Xbox, atau Nintendo Switch. Pasalnya tipe game ini jadi salah satu pilihan dengan kategori premium yang cukup bergengsi untuk bisa dimiliki. Namun, satu hal yang sering menjadi pertanyaan adalah berapa harganya? Apakah murah atau mahal? Sebetulnya murah atau mahal, akan sangat bergantung pada kemampuan dan kondisi keuangan masing-masing.
Selain membahas murah atau mahal, seringkali juga yang menjadi pertanyaan adalah tentang kenapa harga console game bisa berbeda-beda di setiap negara? Ada negara yang menjual lebih murah, tapi ada juga yang harganya cukup mahal melambung tinggi. Pertanyaan ini penting, terutama bagi anda yang sedang menimbang untuk membeli console baru. Oleh karena itu kita coba cari tahu sehingga bisa menemukan jawaban Taksiran Harga Console Game Terbaru yang memang sesuai khususnya bagi para gamer di Indonesia.
Ada yang mengatakan bahwa konsol game ini murah, tapi ada juga yang mengatakan ini mahal. Mana yang benar? Sebenarnya, kata “mahal” atau “murah” itu bersifat relatif. Misalnya, sebuah console bisa dianggap murah di negara Amerika Serikat karena harga jualnya mendekati standar gaji rata-rata. Akan tetapi, console yang sama bisa terasa mahal di negara lain, termasuk bagi masyarakat Indonesia, karena daya beli masyarakat berbeda.
Nah jadi secara umum, produsen console seperti Sony, Microsoft, dan Nintendo biasanya mematok harga dengan berpatokan pada standar global dalam dolar AS (USD). Namun demikian begitu masuk ke tiap negara, harga tersebut bisa naik atau turun tergantung kondisi masyarakat ataupun perekonomian lokal, kurs mata uang, hingga kebijakan distribusi yang ada di negara tersebut.
Kalau memang ada perbedaan harga antara satu negara dengan negara lain, tentu hal tersebut disebabkan oleh beragam faktor. Ada banyak faktor yang memengaruhi fluktuasi harga console antar negara. Mari kita bahas satu per satu lebih detail.
Selama ini memang hampir semua console diproduksi dengan patokan harga dolar. Jadi, keberadaan dari nilai tukar mata uang lokal terhadap dolar sangat menentukan harga yang ditawarkan. Sederhananya bahwa ketika rupiah melemah terhadap dolar, maka kemudian harga console di Indonesia otomatis lebih mahal. Namun sebaliknya, jika mata uang suatu negara lebih kuat, maka pastinya harga console bisa lebih murah.
Contohnya, harga PlayStation 5 di Amerika Serikat ditetapkan sekitar USD 499. Dengan kurs Rp 16.000 per USD, maka di Indonesia harga tersebut harusnya setara Rp 8 juta. Namun, di Indonesia harganya bisa melampaui Rp 9–10 juta di mana itu dikarenakan ada tambahan faktor lain yang mempengaruhi.
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi variasi harga di setiap negara adalah karena kebijakan pajak dan juga bea masuk. Pastinya jelas sekali bahwa setiap negara punya aturan berbeda terkait pajak barang impor. Console game termasuk kategori elektronik yang dikenakan pajak karena termasuk barang impor. Bea masuk impor biasanya dikenakan saat console masuk ke negara tujuan. Di samping itu juga ada pajak penjualan (PPN, VAT, GST, dsb.) yang mana ini merupakan pajak tambahan yang harus dibayar konsumen.
Sebagai contoh di negara-negara Eropa, ada kebijakan VAT (Value Added Tax) bisa mencapai 20%. Itu sebabnya harga console di Jerman atau Prancis cenderung lebih tinggi apabila dibandingkan dengan harga di AS. Begitupun juga di Indonesia, ada PPN dan bea masuk elektronik, sehingga harga resmi console lebih tinggi dibanding harga asli global.
Console game biasanya diproduksi di Jepang, China, atau beberapa wilayah Asia lainnya. Untuk sampai ke konsumen di berbagai negara, maka kemudian diperlukan proses distribusi yang melibatkan biaya transportasi, gudang, hingga biaya operasional retailer. Secara prinsip pastinya Negara yang jauh dari pusat produksi biasanya memiliki ongkos kirim lebih tinggi. Jika jumlah importir terbatas, apakah kemudian harga juga bisa naik karena tidak banyak pilihan.
Di samping itu juga ternyata popularitas juga memengaruhi harga. Jika suatu console sangat diminati di negara tertentu, maka tidak heran apabila harga cenderung lebih tinggi karena demand besar. Sebaliknya, di negara dengan peminat rendah, produsen akan menurunkan harga untuk menarik konsumen.
Sebagai salah satu contoh misalnya ada Nintendo Switch sangat populer di Jepang sehingga selalu laris meski harganya stabil tinggi. Namun, di beberapa negara lain, konsol ini sering dijual dengan potongan harga agar lebih menarik sehingga jatuh harganya lebih murah dibandingkan negara lain.
Selain faktor resmi dari produsen, toko atau penjual juga punya peran. Ternyata toko ini mempengaruhi dari segi harga yang ditawarkan kepada konsumen. Toko resmi biasanya menjual lebih mahal karena ada biaya garansi, lisensi, dan pajak. Penjual non-resmi atau paralel kadang bisa menawarkan lebih murah, tapi risikonya garansi tidak berlaku.
Di pasar online, harga console bisa bervariasi jauh antara satu seller dengan yang lain. Bahkan dalam satu negara, perbedaan harga bisa mencapai jutaan rupiah tergantung reputasi toko, layanan, dan kelengkapan paket. Namun Jangan mudah percaya juga jika ada penawaran harga yang terlalu murah.
Mari kita lihat kisaran harga beberapa console populer di berbagai negara (harga perkiraan, belum termasuk diskon atau paket bundling):
| Console Game | Amerika Serikat | Jepang | Inggris | Eropa (Umum) | Indonesia (Resmi) |
| PlayStation 5 (Standard Edition) | USD 499 (± Rp 8 jt) | ¥ 66.000 (± Rp 7,5 jt) | £ 479 (± Rp 9,6 jt) | – | Rp 9–11 jt |
| Xbox Series X | USD 499 (± Rp 8 jt) | – | – | € 549 (± Rp 9,5 jt) | Rp 10–12 jt |
| Nintendo Switch OLED | USD 349 (± Rp 5,6 jt) | ¥ 37.000 (± Rp 4,5 jt) | – | – | Rp 5,5–6,5 jt |
Perbedaan ini jelas menunjukkan bagaimana kurs, pajak, dan beragam faktor lain seperti distribusi juga kemudian bisa sangat mungkin memengaruhi harga.
Di Indonesia, ternyata harga console relatif lebih tinggi dibanding Amerika atau Jepang. Hal itu tentunya disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya nilai tukar Kurs Rupiah vs USD: Rupiah cenderung lemah terhadap dolar, sehingga harga naik. Faktor selanjutnya adalah adanya
Pajak Impor di mana memang Console termasuk barang mewah, sehingga terkena bea masuk dan PPN. Lalu Distribusi Terbatas juga menjadi hambatan karena Hanya ada beberapa distributor resmi. Stok terbatas membuat harga tidak turun drastis.
Meski begitu, masih banyak gamer yang rela merogoh kocek lebih karena console dianggap investasi jangka panjang. Apalagi, banyak game eksklusif hanya tersedia di console, bukan di PC atau smartphone.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.