
Coba deh diingat kembali kira-kira kapan terakhir kali anda duduk manis di ruang tamu sambil memegang remote, dan menonton TV? Nah apabila pertanyaan itu diajukan ke anak muda sekarang, sepertinya banyak yang bakal mikir lama, bahkan mungkin jawab, “Waduh, udah lupa, kayaknya.”
Realitanya memang demikian, TV konvensional yang dulu jadi primadona, kini pelan-pelan tergeser oleh kehadiran teknologi digital seperti live streaming. Aplikasi seperti TikTok, instagram, YouTube, Twitch, facebook, sampai Shopee Live, sudah menjadi “TV baru” bagi generasi digital hari ini. Bedanya, kalau TV hanya bisa ditonton, aplikasi live streaming online gratis justru memungkinkan pengguna untuk bisa ikut nimbrung langsung.
Dari fenomena dan fakta tersebut, muncullah pertanyaan besar yaitu tentang apakah suatu hari live streaming benar-benar akan menggantikan TV? Oleh karena itu kita akan Coba telusuri sekaligus juga membahas kemungkinan tersebut.
Kemunculan televisi sendiri memang cukup populer di era 80–90an. Pada saat itu TV adalah hiburan nomor satu. Semua orang menunggu acara tertentu yang sudah dijadwalkan oleh pihak televisi, misalnya menunggu jadwal nonton sinetron, jnonton berita, dan weekend biasanya menunggu jadwal nonton kartun pagi. TV adalah pusat informasi sekaligus perekat keluarga pada waktu itu.
Akan tetapi semuanya berubah ketika internet masuk. Internet dan teknologi digital mengubah landscape semuanya. Awalnya YouTube yang bikin kita bisa nonton video kapan saja tanpa harus mengikuti jadwal. Setelah itu kemudian lalu lahir era live streaming konten yang tayang real time bisa kita lihat kapan saja.
Kini, faktanya hiburan tidak lagi dipandu stasiun televisi besar, melainkan bisa muncul dari siapa saja. Siapapun bisa menjadi kreator termasuk juga anak sekolah yang suka gaming, ibu rumah tangga yang jualan baju, bahkan musisi indie yang manggung ataupun juga musisi jalanan.
Indonesia memang jadi salah satu negara yang sangat pesat perkembangan digitalnya. Kita bisa menyaksikan banyak sekali angka-angka menunjukkan betapa besar pergeseran hiburan. Misalnya menurut Nielsen Indonesia (2022), rata-rata durasi menonton TV masyarakat Indonesia hanya sekitar 4 jam per hari, dan sebagian besar atau mayoritas ditonton oleh kelompok usia di atas 35 tahun.
Sebaliknya, ada juga laporan We Are Social 2023 menunjukkan lebih dari 60% pengguna internet di Indonesia menonton live streaming secara rutin. Sementara untuk durasinya juga cukup lama yaitu sekitar lebih dari 5 jam per minggu. Lalu untuk pilihan platform yang banyak digunakan diantaranya ada TikTok Live dan Shopee Live mencatat lonjakan besar. Bahkan, Shopee menyebut transaksi lewat live commerce meningkat lebih dari 200% pada tahun 2023 lalu.
Dari semua data itu, kita bisa melihat dengan jelas bahwa ternyata televisi ataupun TV mulai ditinggalkan generasi muda. Sementara pergeseran terjadi di mana live streaming jadi menu utama anak muda di Indonesia
Banyaknya anak muda yang memilih bergeser ke live streaming daripada televisi, hal itu tentunya disebabkan oleh beberapa faktor penyebab. Artinya ada beberapa alasan yang membuat fitur live streaming begitu memikat. Diantaranya seperti:
Pada fitur live streaming ini, memungkinkan untuk para pengguna ikut nimbrung. Penonton bisa melakukan komentar, ikut polling, bahkan bercakap langsung dengan kreator. Ada rasa ya itu bisa “dilihat dan didengar” yang tidak pernah bisa diberikan TV.
Alasan selanjutnya adalah soal fleksibilitas waktu. Kita bebas Mau nonton jam 2 pagi sambil rebahan atau melakukan aktivitas apapun. Mau live sambil masak di dapur? Bisa. Tidak ada batas waktu atau tempat.
Kalau tontonan TV biasanya terbatas pada drama, sinetron, berita, dan acara musik, nah berbeda di live streaming, pilihannya tak terbatas. Kita lebih leluasa sekaligus bebas juga menonton beberapa pilihan mulai dari live streaming gaming, jualan, edukasi, tanya jawab /Q&A, bahkan sekadar ngobrol santai ataupun podcast.
Meski live streaming hadir dengan segudang keunggulannya sebagaimana disebutkan di atas, bukan berarti TV langsung mati. Ada beberapa hal yang masih membuat TV relevan sekaligus juga masih banyak digunakan di berbagai wilayah di Indonesia khususnya di pelosok. Alasannya diantaranya berhubungan dengan beberapa hal seperti:
Kebiasaan menonton bersama – bagi anda yang suka nonton bersama keluarga di rumah, tentunya Nonton televisi masih jadi pilihan tepat. Ini akan mempererat kebersamaan bersama anggota keluarga.
Nah kemudian ada pertanyaan paling seru yaitu Apakah live streaming ini akan menggantikan TV atau tidak. Di atas kita sudah bahas dan juga lihat informasi data sekaligus tren, maka jawabannya mungkin bisa iya, bisa juga tidak. Jawaban “iya” karena memang faktanya saat ini Anak muda semakin jarang menyentuh TV, mereka lebih suka konten cepat dan interaktif. Dalam 10–20 tahun, mungkin TV benar-benar kehilangan audiens muda.
Sementara jawaban “tidak” karena memang TV bisa beradaptasi dengan membuat versi digital. Faktanya, saat ini banyak stasiun TV Indonesia sudah menayangkan acaranya juga di YouTube atau aplikasi sendiri. Keseluruhan potensi Kemungkinan besar, yang terjadi bukan “penggantian total”, melainkan perpaduan. TV akan tetap ada, namun di samping itu lebih sebagai pelengkap, sementara live streaming jadi hiburan utama generasi digital.
Meskipun sedang naik daun, live streaming juga punya masalah yang tidak bisa diabaikan. Misalnya kita lihat ada persaingan super ketat di mana banyak Kak orang mau menjadi streamer. Teorinya adalah bahwa makin banyak kreator berarti semakin sulit menonjol. Lalu alasan lainnya adalah di mana ada resiko privasi dan keamanan. Tidak sedikit kreator yang kecolongan data pribadi karena mungkin saja terlalu terbuka saat melakukan live.
Di samping itu juga tantangannya ada pada Konten tidak terkendali. Berbeda dengan TV yang diawasi, live streaming kadang berisi konten ekstrem atau tidak pantas bermunculan karena tidak diawasi.
Lalu tantangan lainnya soal regulasi pemerintah di mana seharusnya fenomena live commerce sudah diawasi ketat. Bahkan beberapa waktu lalu di Indonesia sempat ada wacana pembatasan TikTok Shop namun kemudian akhirnya dibuka kembali. Tidak menutup kemungkinan kedepannya juga ada regulasi seperti itu.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.