
Gregoria Mariska Tunjung akhirnya kembali meraih gelar juara setelah mengalami masa sulit akibat vertigo yang membuatnya absen dari beberapa turnamen penting pada tahun ini. Peraih medali perunggu di Olimpiade Paris 2024 ini tampil memukau di Malaysia Masters 2025, menunjukkan bahwa dia telah berhasil mengatasi tantangan kesehatan yang sempat mengganggu kariernya.
Sebelumnya, Tunjung memang sudah menunjukkan tanda-tanda kebangkitan dengan mencapai perempat final di All England Open pada bulan Maret. Prestasi Gregoria Tunjung semakin membaik ketika dia memenangkan gelar pertamanya di BWF World Tour pada Spain Masters dengan mengalahkan P.V. Sindhu di final.
Meskipun sempat tersingkir pada babak pertama turnamen Denmark Terbuka, Mariska Tunjung tidak menyerah dan terus memperbaiki performa. Kita patut mengingat bahwa Gregoria adalah juara tunggal putri Kejuaraan Dunia Junior BWF 2017 di Yogyakarta, prestasi yang membanggakan karena terakhir kali Indonesia meraih gelar tersebut adalah pada tahun 1992 di Jakarta.
Pada turnamen Malaysia Masters 2025, prestasi membanggakan ditorehkan oleh pebulutangkis tunggal putri Indonesia. Gregoria Mariska Tunjung tampil gemilang dengan menaklukkan lawannya di sepanjang turnamen yang berlangsung di Axiata Arena, Kuala Lumpur pada 20-25 Mei 2025. Kesuksesan ini menambah koleksi gelar internasional Gregoria setelah sebelumnya ia berhasil menjuarai Spain Masters.
Perjalanan Gregoria Mariska Tunjung menuju tahta juara Malaysia Masters 2025 dipuncaki dengan pertandingan final yang menegangkan. Sebelumnya di babak semifinal, Gregoria berhasil mengalahkan Wang Zhi Yi, pemain peringkat 8 dunia asal Tiongkok. Pertandingan itu berlangsung hanya 39 menit dengan skor telak 21-11 dan 21-14. Kemenangan ini terasa istimewa mengingat dari tiga pertemuan sebelumnya, Gregoria hanya sekali menang melawan Wang Zhi Yi.
Di final, Gregoria menampilkan permainan yang konsisten dan bertenaga. Strategi permainannya yang matang membuat lawan kesulitan mengantisipasi serangan-serangannya. Sebelumnya, pada Malaysia Masters 2023, Gregoria pernah mencapai final namun harus mengakui keunggulan Akane Yamaguchi. Kali ini, Gregoria berhasil membalikkan keadaan dan menjadi juara.
Malaysia Masters 2025 merupakan turnamen level Super 500 yang memiliki nilai penting dalam kalender BWF. Turnamen ini menawarkan poin signifikan bagi para pemain untuk meningkatkan peringkat mereka. Sebagai turnamen Super 500, Malaysia Masters menyediakan total hadiah sebesar USIDR 7.531.179.733,84 yang dibagikan sesuai dengan regulasi BWF.
Beberapa keistimewaan turnamen level Super 500:
Bagi Gregoria, gelar juara di Malaysia Masters memberikan dampak besar terhadap peringkat dunianya. Sebelum turnamen ini, Gregoria berada di peringkat 6 BWF. Kemenangan di turnamen Super 500 ini tentu akan menambah poin rankingnya secara signifikan dan memperkuat posisinya di jajaran elite tunggal putri dunia.
Sepanjang turnamen, dukungan penonton menjadi salah satu faktor penting yang mendorong performa Gregoria Mariska Tunjung. Axiata Arena, Kuala Lumpur yang menjadi venue turnamen dipenuhi dengan atmosfer yang elektrik, terutama saat pertandingan semifinal dan final berlangsung. Meski bertanding di negeri tetangga, banyak pendukung Indonesia yang hadir memberikan semangat.
Saat melawan Wang Zhi Yi di semifinal, Gregoria tampil tanpa beban dan mampu menampilkan pukulan-pukulan yang sangat menyulitkan lawannya. Permainan apiknya mendapat apresiasi dari penonton yang hadir dengan tepuk tangan dan sorakan setiap kali Gregoria memenangkan poin penting.
Kemenangan Gregoria di Malaysia Masters 2025 menjadi spesial karena mengukuhkan kebangkitannya setelah mengalami berbagai tantangan. Performa konsisten yang ditunjukkan dari babak awal hingga final membuktikan bahwa Gregoria Mariska Tunjung kembali menemukan ritme permainan terbaiknya dan siap bersaing di level tertinggi.
Sementara itu, para pengamat bulutangkis menyebut bahwa Gregoria telah menunjukkan kemajuan yang mengagumkan dan menjadi harapan bagi Indonesia untuk kembali memiliki tunggal putri yang tangguh di kancah internasional. Keberhasilannya di Malaysia Masters 2025 menjadi bukti nyata potensi besar yang dimiliki oleh pebulutangkis berusia 26 tahun ini.
Keberhasilan Gregoria Mariska Tunjung di Malaysia Masters 2025 menandai akhir dari paceklik gelar yang dialami pebulutangkis tunggal putri andalan Indonesia ini. Pencapaian ini menjadi momen penting dalam kariernya setelah beberapa waktu terakhir berjuang menemukan konsistensi di berbagai turnamen internasional.
Sebelum triumf di Malaysia Masters 2025, Gregoria telah menunggu cukup lama untuk meraih gelar juara. Terobosan signifikan dalam kariernya terjadi pada Madrid Spain Masters 2023 ketika dia berhasil mengalahkan Pusarla V. Sindhu dengan skor telak 21-8, 21-8. Kemenangan di Spain Masters ini sangat bermakna karena menjadi gelar BWF World Tour pertama bagi Gregoria sepanjang kariernya.
Namun jika melihat lebih jauh ke belakang, sebenarnya Gregoria sudah mengalami paceklik gelar yang cukup panjang. Terakhir kali dia menjuarai turnamen sebelum Spain Masters adalah pada April 2018 di Finnish Open. Artinya, Gregoria harus menunggu sekitar lima tahun untuk bisa kembali mengangkat trofi juara.
“Saya sangat senang bisa berdiri di podium teratas setelah penantian panjang sejak 2018,” ungkap Gregoria setelah memenangi Spain Masters 2023. Setelah prestasi di Spain Masters, peringkat dunia Gregoria naik ke posisi 10, menjadikannya pemain tunggal putri Indonesia pertama yang masuk 10 besar dunia sejak Maria Kristin Yulianti pada 2008.
Selanjutnya, prestasi Gregoria kembali meningkat dengan menjuarai turnamen Kumamoto Masters Japan 2023. Pencapaian ini menjadi sangat istimewa karena dia menjadi tunggal putri Indonesia pertama yang menjuarai turnamen BWF World Tour Super 500.
Meskipun berhasil memenangi beberapa gelar penting, perjalanan Gregoria diwarnai juga dengan beberapa kegagalan dan hasil yang kurang memuaskan di berbagai turnamen. Berikut beberapa turnamen di mana Gregoria gagal mencapai target:
Pada Denmark Open 2025, Gregoria tidak pernah unggul dalam perolehan angka sepanjang pertandingan melawan Kirsty Gilmour. Selain kekalahan-kekalahan tersebut, Gregoria juga absen dari beberapa turnamen penting akibat masalah vertigo yang dialaminya. Kondisi ini memaksanya mengundurkan diri dari China Masters dan Korea Open meski sudah berada di Shenzhen untuk bertanding.
Menariknya, di Malaysia Masters 2023, Gregoria berhasil mencapai final namun harus mengakui keunggulan Akane Yamaguchi. Meski demikian, prestasi mencapai final turnamen Super 500 tersebut menjadi titik balik positif bagi kariernya.
Untuk mengatasi paceklik gelar, Gregoria melakukan berbagai perubahan dalam strategi dan pendekatan latihannya. Salah satu perubahan signifikan adalah pada aspek mental dan kepercayaan diri. Menurut pengamat, Gregoria menunjukkan “versi baru” dari dirinya dengan rasa percaya diri yang lebih baik, termasuk ketika bertanding melawan pemain top dunia.
Sepanjang 2024, Gregoria harus melakukan modifikasi latihan untuk menyesuaikan dengan kondisi kakinya yang belum pulih sepenuhnya. Di sisi lain, Indra Widjaja, pelatih tunggal putri nasional Indonesia, mengatakan bahwa performa Gregoria sudah mulai stabil dan dia menunjukkan kedewasaan.
“Kalau saya bilang, dia sudah mulai stabil. Penampilannya juga sudah cukup baik, meskipun ada terkendala sedikit kondisinya. Tapi overall, dia bisa mengatasinya,” ujar Indra.
Selain itu, Indra juga menekankan peningkatan dalam cara Gregoria membaca permainan lawan. Fokus latihan Gregoria juga semakin terarah, terutama dalam mempersiapkan diri untuk turnamen-turnamen besar.
“Sebagai pelatih, saya melihat Gregoria menunjukkan suatu kedewasaan, semangatnya sudah terlihat berbeda. Kita tahu saat ini persaingan begitu ketat, tapi semangatnya luar biasa, dan itu yang harus kita jaga,” tegas Indra.
Dengan adanya perubahan positif ini, akhirnya Gregoria berhasil mengakhiri paceklik gelar dan menunjukkan perkembangan yang konsisten sebagai salah satu pebulutangkis tunggal putri terbaik Indonesia.
Kesuksesan Gregoria Mariska Tunjung di Malaysia Masters 2025 tidak hanya mengakhiri paceklik gelar, tetapi juga memberikan dorongan signifikan terhadap peringkatnya di kancah dunia. Prestasi ini menjadi batu loncatan penting bagi pebulutangkis tunggal putri andalan Indonesia untuk kembali memasuki jajaran lima besar dunia.
Sebelum bertanding di Malaysia Masters 2025, Gregoria Mariska Tunjung berada di peringkat 8 dunia dengan raihan 70.060 poin. Posisinya berada di bawah An Se Young (Korea Selatan) yang menempati peringkat 1 dengan 111.120 poin, Wang Zhi Yi (Tiongkok) di peringkat 2 dengan 105.312 poin, dan Akane Yamaguchi (Jepang) di peringkat 3 dengan 86.364 poin.
Dengan menjuarai Malaysia Masters 2025, Gregoria dipastikan akan mengalami kenaikan peringkat yang signifikan. Berdasarkan perkembangan terakhir, kenaikan peringkat ini akan mendorong Gregoria memasuki lima besar dunia, sebuah pencapaian yang sebelumnya menjadi target pribadinya. Pada 2023 lalu, Gregoria pernah menyatakan harapannya untuk bisa mencapai peringkat 5 dunia.
“Saya berharap bisa mencapai peringkat 5 dunia. Tapi seperti yang kita tahu, persaingan di tunggal putri sangat ketat, jadi saya harus konsisten di setiap turnamen,” ucap Gregoria beberapa waktu lalu.
Sebagai juara Malaysia Masters 2025, Gregoria Mariska Tunjung berhak mendapatkan 9.200 poin untuk ranking BWF. Perolehan poin ini sangat bernilai mengingat Malaysia Masters merupakan turnamen level Super 500 dengan total hadiah mencapai USD 475.000.
Selain poin, Gregoria juga mendapatkan hadiah uang sebesar USD 35.625. Nominal ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya karena Malaysia Masters 2025 menaikkan total hadiah sebesar USD 55.000 dari tahun lalu.
Perolehan poin dari Malaysia Masters 2025 ini menambah koleksi poin Gregoria secara signifikan, sehingga mendongkrak posisinya di ranking dunia. Pencapaian ini menjadi langkah penting bagi Gregoria untuk semakin mengukuhkan posisinya di jajaran elite tunggal putri dunia.
Kemenangan di Malaysia Masters 2025 tidak hanya berpengaruh pada ranking BWF World, tetapi juga berdampak besar pada peringkat Gregoria di BWF World Tour Finals. Ranking BWF World Tour Finals menjadi penentu bagi delapan pebulutangkis terbaik di setiap sektor untuk dapat mengikuti turnamen puncak akhir tahun.
Meskipun sebelumnya Gregoria pernah tersingkir di fase grup BWF World Tour Finals 2024, kemenangan di Malaysia Masters 2025 memberikan harapan baru bagi peluangnya di World Tour Finals tahun ini. Sebelumnya, setelah Malaysia Masters 2023, Gregoria berhasil naik ke posisi ketiga klasemen BWF Tour Finals dengan total 40.460 poin, di bawah Akane Yamaguchi dan An Se Young.
Dengan tambahan poin dari Malaysia Masters 2025, peluang Gregoria untuk tampil di BWF World Tour Finals 2025 semakin terbuka lebar. Sejalan dengan ini, posisinya di klasemen semakin kuat, memberikannya kesempatan untuk bersaing dengan pemain-pemain top dunia di turnamen bergengsi tersebut.
Sementara itu, Gregoria sendiri pernah menyatakan kekecewaannya dengan performa di World Tour Finals sebelumnya. “Saya sebenarnya berharap lebih dari ini secara performa jadi cukup kecewa dengan penampilan dan hasilnya, ini catatan baik untuk saya untuk terus belajar dan belajar lagi,” ujarnya setelah tersingkir dari World Tour Finals 2024.
Pencapaian Gregoria Mariska Tunjung di Malaysia Masters 2025 bukan hanya sekadar kemenangan biasa, melainkan penanda sejarah baru bagi tunggal putri Indonesia yang telah lama menanti kebangkitan di kancah internasional.
Dengan kemenangan ini, Gregoria menjadi penerus tradisi pemain Indonesia yang berhasil mengukir prestasi di Malaysia Masters. Sebelumnya, pemain tunggal putri Indonesia jarang mencapai final di turnamen ini. Pada Malaysia Masters 2023, Gregoria pernah mencapai final namun harus puas sebagai runner-up setelah dikalahkan Akane Yamaguchi dari Jepang dengan skor 17-21 dan 7-21.
Di ajang Malaysia Masters 2022, Gregoria berhasil mengakhiri penantian dua tahun untuk mencapai perempat final di turnamen BWF World Tour. Ketika itu, ia mengalahkan Kim Ga Eun dari Korea Selatan dengan skor telak 21-11 dan 21-9 dalam waktu singkat 25 menit.
Prestasi Gregoria di Malaysia Masters 2025 menambah daftar rekor yang ia pecahkan dalam kariernya. Sebelumnya, ia telah mencatatkan sejarah sebagai pemain tunggal putri Indonesia pertama yang masuk 10 besar dunia sejak Maria Kristin Yulianti pada 2008. Pencapaian ini terjadi setelah kemenangannya di Spain Masters dengan mengalahkan P.V. Sindhu.
Kemudian pada Olimpiade Paris 2024, Gregoria berhasil menyumbangkan medali perunggu untuk Indonesia. Medali ini menjadi yang pertama bagi Indonesia di Olimpiade Paris dan yang pertama untuk tunggal putri Indonesia sejak Maria Kristin meraih perunggu di Olimpiade Beijing 2008. Dengan demikian, Gregoria mempertahankan rekor Indonesia yang selalu meraih medali setiap kali pemain tunggal putrinya mencapai semifinal Olimpiade.
Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, menyambut baik pencapaian Gregoria di kancah internasional. “Kami sangat mengapresiasi perjuangan Gregoria yang telah membawa nama Indonesia ke tingkat dunia,” ujar Raja Sapta.
Sementara itu, pelatih tunggal putri Indonesia, Herli Djaenudin, mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi Gregoria. “Kami bersyukur atas pencapaian Jorji (Gregoria). Ini adalah hasil kerja keras seluruh tim,” kata Herli.
Fadil, salah satu petinggi PBSI, juga memuji dedikasi Gregoria. “Saya ingin menyampaikan apresiasi tidak hanya kepada Gregoria tetapi kepada semua atlet. Saya menghargai waktu, usaha, dan dedikasi mereka. Gregoria benar-benar menunjukkan semangat seorang atlet profesional. Saya memiliki kekaguman luar biasa untuknya,” ungkap Fadil.
Penampilan memukau Gregoria Mariska Tunjung di Malaysia Masters 2025 tidak terjadi secara kebetulan. Beberapa faktor kunci membedakan performa pebulutangkis tunggal putri Indonesia kali ini dibandingkan dengan sebelumnya.
Persiapan fisik Gregoria mengalami perubahan signifikan setelah masa pemulihan dari vertigo. Ia menjalani terapi akupuntur secara rutin yang terbukti membantu mengatasi gejala pusing yang dialami. Selain akupuntur, Gregoria juga menjalani fisioterapi dan kontrol mingguan ke rumah sakit untuk menyesuaikan program latihan dengan kondisi kesehatannya. Dalam proses pemulihannya, PBSI memberikan dukungan penuh dengan menyediakan pendamping khusus yang membantu Gregoria menjalani latihan keseimbangan secara terstruktur.
Namun, perubahan paling mencolok terlihat dari pola pikir Gregoria. “Kalau untuk sekarang aku ingin coba berdamai dengan kondisi itu dan fokus pada hal-hal yang bisa dikontrol saja,” ungkap Gregoria. Pengalaman vertigo yang membuat dunianya berubah dari “sibuk banget berubah enggak ngapa-ngapain” memberikan perspektif baru. Meskipun demikian, Gregoria tetap memiliki target dan motivasi tinggi. “Tetap punya target dan motivasi karena World Championship salah satu yang aku tunggu,” katanya.
Secara khusus, konsistensi menjadi kunci keberhasilan Gregoria di Malaysia Masters. Pada turnamen sebelumnya, ia mengakui terlalu menargetkan hasil. “Mungkin karena aku terlalu menargetkan banget seperti ‘Oke aku bisa, harus main bagus'”. Pada akhirnya, pengalamannya mengatasi vertigo justru membuatnya lebih percaya diri.
“Saya bersyukur sekarang sudah sudah bisa lumayan percaya sama diri sendiri, baik di dalam maupun di luar lapangan,” ujar Gregoria. Perbaikan mental ini membantunya menghadapi tekanan pertandingan dengan lebih baik, seperti terlihat dari kemampuannya mengalahkan unggulan kedua Wang Zhi Yi pada babak perempat final.
Keberhasilan Gregoria Mariska Tunjung menjuarai Malaysia Masters 2025 sesungguhnya menandai kebangkitan luar biasa setelah perjuangan panjang melawan vertigo. Perjalanannya dari keterpurukan akibat masalah kesehatan hingga podium juara membuktikan ketangguhan mental seorang atlet sejati. Melalui kemenangan ini, Gregoria berhasil mencatatkan namanya sebagai pebulutangkis tunggal putri Indonesia yang kembali bersinar di kancah internasional.
Pencapaian di turnamen Super 500 ini tentunya membawa dampak signifikan bagi karier Gregoria. Hadiah 9.200 poin ranking BWF mendorong posisinya masuk lima besar dunia, memenuhi target pribadi yang telah lama diimpikannya. Selain itu, gelar juara Malaysia Masters memperkuat peluangnya tampil di BWF World Tour Finals 2025, sebuah kesempatan untuk menebus kekecewaan di turnamen bergengsi tahun sebelumnya.
Namun demikian, kemenangan ini bukan hanya soal poin dan ranking. Perubahan pola pikir pasca pemulihan dari vertigo menjadi kunci utama kesuksesannya. Gregoria kini tampil lebih dewasa, fokus pada hal-hal yang bisa dikontrol, dan memainkan permainan dengan konsistensi tinggi. Pelajaran berharga dari masa sulit ternyata membawa berkah tersendiri bagi perkembangan mental dan kepercayaan dirinya.
Undoubtedly, prestasi Gregoria di Malaysia Masters membawa angin segar bagi bulutangkis Indonesia, khususnya di sektor tunggal putri. Setelah lama menanti kebangkitan sejak era Maria Kristin Yulianti, akhirnya Indonesia kembali memiliki wakil tunggal putri yang mampu bersaing di level tertinggi. PBSI dan seluruh pecinta bulutangkis tanah air tentu berharap momentum positif ini berlanjut ke turnamen-turnamen berikutnya.
Perjuangan Gregoria melawan vertigo hingga akhirnya meraih gelar juara menginspirasi banyak atlet lain untuk tidak mudah menyerah saat menghadapi tantangan. Konsistensi dan perubahan mindset terbukti menjadi kunci keberhasilan, seperti tergambar dari kemampuannya mengalahkan pemain-pemain top dunia sepanjang turnamen. Pada akhirnya, kesuksesan di Malaysia Masters 2025 bukan sekadar trofi dan hadiah, melainkan bukti bahwa ketangguhan mental seorang atlet dapat mengalahkan segala rintangan.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.